PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya kali,at dalam ragam resmi baik lisan maupuntertulis harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jika tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan sebuah frasa.
POLA KALIMAT DASAR
Menurut para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia ada tujuh, yakni:
- KB + KK : Polisi bertugas.
- KB + KS : Satpam itu tegas.
- KB + KBil : Harga sepatu itu sembilan puluh lima ribu rupiah.
- KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Maluku.
- KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton sirkus.
- KB1 + KK + KB2 + KB3 : Adam mencarikan saya pekerjaan.
- KB1 + KB2 : Dila penerjemah.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula menggabungkan pola-pola itu sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.
JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTUR GRAMATIKALNYA
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat majemuk. Kaliamt majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih.
Kalimat Majemuk tidak Setara
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimatnini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandang waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.
Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).
JENIS KALIMAT MENURUT BENTUK GAYANYA (RETORIKANYA)
Tulisan akan lebih efektif jika di samping kalimat-kalimat yang disusunnya benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembacanya. Menurut gaya penyampaian atau retorikanya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kalimat yang melepas (induk-anak), kalimat yang klimaks (anak-induk) dan kalimat yang berimbang (setara atau campuran).
Kalimat yang Melepas
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat dan diikuti unsur tambahan, yaitu anak kalimat.
Kalimat yang Klimaks
Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat.
Kalimat yang Berimbang
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran.
JENIS KALIMAT MENURUT FUNGSINYA
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh bermacam-macam tanda baca.
Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada laawn berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).
Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya).
Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin "menyuruh" atau "melarang" orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).
Kalimat Seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan "yang kuat" atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau titik pada kalimat tulis).